Teori
Kepemimpinan
A.
Pengertian dan Unsur - Unsurnya
Kepemimpinan
adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga
sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota
organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi
tercapai.
1. Menurut
George Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok.
2. Menurut
Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta
dalam mencapai tujuan umum.
Dari dua pengertian
tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas :
1. Mempengaruhi
orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2. Memperoleh
konsensus atau suatu pekerjaan.
3. Untuk
mencapai tujuan manajer.
4. Untuk
memperoleh manfaat bersama.
Sehingga jika dilihat pada
konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur kader penggerak,
adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi
dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota.
B.
Fungsi dan Tugas
Seorang pemimpin secara
umum berfungsi sebagai berikut :
1. Mengambil
keputusan
2. Mengembangkan
informasi
3. Memelihara
dan mengembangkan loyalitas anggota
4. Memberi
dorongan dan semangat pada anggota
5. Bertanggungjawab
atas semua aktivitas kegiatan
6. Melakukan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
7. Memberikan
penghargaan pada anggota yang berprestasi
Sedangkan
tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Yang berkaitan dengan
kerja :
- Mengambil inisiatif
- Mengatur langkah dan arah
- Memberikan informasi
- Memberikan dukungan
- Memberi pemikiran
- Mengambil suatu
kesimpulan
b. yang berkaitan dengan
kekompakan anggota :
- Mendorong, bersahabat,
bersikap menerima
- Mengungkapkan perasaan
- Bersikap mendamaikan
- Berkemampuan mengubah dan
menyesuaikan pendapat
- Memperlancar pelaksanaan
tugas
- Memberikan aturan main
C.
Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki
Kepemimpinan
dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Level Top
Leader/Top Management
Pimpinan puncak, misalnya,
direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat konseptual.
Misalnya, melakukan
perencanaan yang akan dilakukan seluruh anggota.
2. Level Middle
Leader/Middle Management
Golongan
menengah, misalnya, staf produksi, manajer keuangan. Melakukan tugas konseptual sebagai
penjabaran dari top management, juga melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan
teknis
relatif penting.
3. Lower Leader/Lower
Management
Golongan bawah, misalnya, supervisor,
mandor dan pelaksana teknis. Harus menguasai teknis
walaupun secara konseptual
tidak begitu penting.
D. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan secara
umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Orientasi pekerjaan
(task oriented)
2. Orientasi kekompakan
(human oriented)
Dari dua gaya kepemimpinan
tersebut berkembang gaya kepemimpinan yang lain seperti :
- Gaya kekompakan tinggi,
kerja rendah
- Gaya kerja tinggi,
kekompakan rendah
- Gaya kerja tinggi,
kekompakan tinggi
- Gaya kerja rendah,
kekompakan rendah
E. Persyaratan Ideal Bagi Pimpinan
Menurut George R. Terry,
pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :
1. Mental
dan fisik yang energik
2. Emosi
yang stabil
3. 3.Pengetahuan
human relation yang baik
4. Motivasi
personal yang baik
5. Cakap
berkomunikasi
6. Cakap
untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7. Ahli
dalam bidang sosial
8. Berpengetahuan
luas dalam hal teknikal dan manajerial
Menurut Horold Koontz dan Cyrel
O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :
a. Tingkat
kecerdasan yang tinggi
b. Perhatian
terhadap keseluruhan kepentingan
c. Cakap
berbicara
d. Matang
dalam emosi dan pikiran
e. Motivasi
yang kuat
f. Penghayatan
terhadap kerja sama
Contoh
TOKOH
PENCETUS TEORI KEPEMIMPINAN
Niccol
Machiavelli seorang pakar teori politik Itali percaya bahwa keberhasilan
seorang pemimpin sangat ditentukan oleh statecraft yang dimilikinya atau
keahlian sebagai seorang negarawan. Untuk memastikan seorang pemimpin itu
berhasil atau tidak, dapat dilihat bagaimana cara ia menggunakan kekuasaan yang
ada di tangannya. Penggunaan kekuasaan itu dapat dilakukan dengan banyak cara,
termasuk cara-cara yang tak terpuji.
The
Prince, yang ditulis Machiavelli tahun 1513, menyatakan bahawa semua pemimpin
harus menggunakan penipuan dan akal licik, untuk mencapai tujuan mereka. Dengan
lain perkataan, seorang pemimpin harus tahu bila ia harus berperanan sebagai
singa, bila bertindak seperti musang, dan sebagainya. Perubahan karakter
seorang pemimpin itu harus mengikuti keadaan. Ini bererti juga seorang pemimpin
itu harus memberikan kesan di depan rakyat bahwa ia seorang yang lembut,
pemurah, bahkan pro agama. Namun ia pun dapat berbuat jahat dan mengabaikan
rasa sayang dan moral jika diperlukan.
Teori
kepemimpinan yang diusung oleh Machievelli itu merupakan salah satu model
kepemimpinan yang banyak digunakan oleh para pemimpin diktator. Bagi penentang
teori ini, Machiavelli dianggap sebagai simbol kediktatoran dan kekejaman.
Teori kepemimpinan Machievelli cenderung menghalalkan segala cara untuk
mempertahankan suatu kekuasaan. Inilah menjadi pegangan yahudi yang amat
bertentngan dengan islam.
Ia
juga membenarkan sistem pemerintahan yang dijalankan penguasa bertangan besi,
yang menolak pertimbangan moral dalam hal politik praktis.
Oleh
kerana itu, tak hairan jika para Machiavellis, terutama para penguasa yang
menjalankan prinsip Machiavelli ini dianggap sebagai individu dan kumpulan manusia
yang membenarkan dusta, penipuan, penindasan, dan pembunuhan, termasuk
pengingkaran sejarah asal stabiliti kekuasaannya mantap dan tidak tergugat.
Menurut
Machiavelli, penguasa yang menjalankan aturan-aturan konvensional seperti
petunjuk-petunjuk moral (agama) yang menekan justru akan menghancurkan
kekuasaannya sendiri. Ia menganjurkan seorang penguasa itu mengabaikan
pertimbangan moral secara total dan mengandalkan kekuatan dan kelicikan,
termasuk mewujudkan kekuatan militeri yang dilengakp persenjataan terbaik.
Seorang penguasa juga harus dikelilingi oleh menteri-menteri yang mampu dan
setia, terdiri dari penjilat untuk mencapai kejayaannya.
Machiavelli
juga mengajukan dua pilihan perbincangan, apakah seorang penguasa itu lebih
baik dicintai atau dibenci/ditakuti. Menurutnya penguasa sebaiknya ditakuti dan
dicintai, tapi kedua pilihan ini ini tak boleh disandang sekaligus, lebih mudah
bagi seorang penguasa adalah ditakuti, kerana bila dia memilih untuk dicintai
maka ia harus siap-siap untuk mengorbankan kepentingan demi rakyat yang
mencintainya.
Dalam
sejarah dunia, ada begitu banyak penguasa yang mengikuti teori kepemimpinan
Machiavelli ini. Napoleon, Stalin, Hitler, Benito Mussolini, Slobodan
Milosevic, Pinochet, hingga Pol Pot merupakan tokoh-tokoh yang mengambil
langkah radikal dalam kepemimpinannya. Mereka menciplak habis teori Machiavelli
untuk bertahan dalam tampuk kekuasaannya. Mereka diktator ulung pada masanya.
Mussolini memuji-muji Machievalli di depan umum sebagai tokoh inspirator.
Eka
Febryan Prayitno
12410100082
0 komentar:
Posting Komentar